Kalaulah diibaratkan bahwa dunia ini merupakan hutan belantara yang penuh, dengan kegelapan dan jalan yang berliku serta bercabang tidak karuan, yang jika tidak hati-hati akan tersesat dan tergelincir.
Itulah kenapa setiap orang yang masuk ke dalam hutan tak bertuan, hutan liar dan belantara, dibutuhkan 2 peralatan yang sangat penting, yaitu sebuah peta atau kompas, dan sebuah senter.
Peta atau kompas berfungsi untuk memandu arah dan jalan yang ditempuh sudah benar dan tepat. Sedangkan senter dibutuhkan untuk menjadi cahaya agar didalam berjalan tidak tersandung dan tidak terjatuh serta tidak tergelincir, yang bisa berakibat jatuh terperosok ke dalam jurang yang tak terlihat ujungnya.
Sebenarnya manusia itu sudah diberi Allah modal untuk keluar dengan selamat dari ganasnya belantara kehidupan yang makin hedonis dan materialis ini. Manusia sudah dibekali Allah dengan peta petunjuk atau kompas arah, agar didalam menempuh perjalanannya bisa tepat sesuai dengan jalan selamat yang semestinya ditempuh.
"Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu, dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang ada dalam dadamu, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Yunus : 57)
Pada dasarnya Allah telah memberi kita sebuah peta petunjuk yang pasti benar dan pasti menyelamatkan kita dari berbagai macam kesulitan dan keputus-asaan. Jika kita mengikuti peta petunjuk Allah itu, maka kita akan selamat, sampai tujuan dan menemukan kebahagiaan dan kesuksesan.
Seperti dalam keterangan ayat diatas, yang dibutuhkan sebenarnya hanya satu, yaitu keimanan, yaitu kepercayaan. Jika kita percaya dan yakin bahwa peta petunjuk Allah itu akan menyelamatkan kita, maka insya Allah akan keluar dari belantara dengan selamat. Barang siapa menjadikan petunjuk Allah itu sebagai pedoman hidupnya, dijamin akan selamat sampai tujuan
Yang kedua, Allah juga telah memberikan kepada kita sebuah senter, sebuah cahaya, agar di dalam menapaki jalan atau menapaki peta petunjuk Allah itu bisa aman dan nyaman. Boleh jadi jalan yang kita lalui sudah benar, tetapi jika tidak menggunakan lampu untuk cahaya kita tidak tahu ujung-ujungnya akan kemana, kita tidak tahu apakah ada hambatan, batu, hewan buas, bahkan mungkin perangkap, yang akan mencelakakan kita di tengah jalan, meskipun awalnya jalan kita sudah benar.
"Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad saw) supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji." (QS. Ibrahim : 1)
Dalam ayat diatas jelas, bahwa peran Nabi di dalam membawa kepada cahaya dengan petunjuk Allah sangat tidak bisa dipisahkan. Jadi barang siapa yang ingin bisa menapaki peta petunjuk dengan selamat maka haruslah dengan membawa cahaya, dan cahaya itu adalah apa yang sudah dicontohkan oleh Nabi saw di dalam menerjemahkan petunjuk itu sendiri kepada kita. Maka dari itu jangan padamkan cahaya kita sendiri dengan cara mengambil petunjuk bukan dari jalur Nabi, mencontoh kebenaran bukan dari contoh Nabi, dan menetapi kebenaran bukan dari apa yang sudah diajarkan Nabi.
Dengan kata lain, kita membuat-buat sesuatu yang tidak ada tuntunannya dari nabi, hanya mengikuti hawa nafsu kita saja. Bila begitu maka kita pasti akan tersesat, karena kita sudah memadamkan cahaya kita sendiri.
Maka jelaslah bagi kita, bahwa untuk mengarungi belantara kehidupan ini kita cukup berpegang teguh kepada Al Qur’an dan Hadist, yang akan membimbing kita sampai tujuan dengan selamat.
sumber bacaan : majalah Qonsis
Itulah kenapa setiap orang yang masuk ke dalam hutan tak bertuan, hutan liar dan belantara, dibutuhkan 2 peralatan yang sangat penting, yaitu sebuah peta atau kompas, dan sebuah senter.
Peta atau kompas berfungsi untuk memandu arah dan jalan yang ditempuh sudah benar dan tepat. Sedangkan senter dibutuhkan untuk menjadi cahaya agar didalam berjalan tidak tersandung dan tidak terjatuh serta tidak tergelincir, yang bisa berakibat jatuh terperosok ke dalam jurang yang tak terlihat ujungnya.
Sebenarnya manusia itu sudah diberi Allah modal untuk keluar dengan selamat dari ganasnya belantara kehidupan yang makin hedonis dan materialis ini. Manusia sudah dibekali Allah dengan peta petunjuk atau kompas arah, agar didalam menempuh perjalanannya bisa tepat sesuai dengan jalan selamat yang semestinya ditempuh.
"Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu, dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang ada dalam dadamu, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Yunus : 57)
Pada dasarnya Allah telah memberi kita sebuah peta petunjuk yang pasti benar dan pasti menyelamatkan kita dari berbagai macam kesulitan dan keputus-asaan. Jika kita mengikuti peta petunjuk Allah itu, maka kita akan selamat, sampai tujuan dan menemukan kebahagiaan dan kesuksesan.
Seperti dalam keterangan ayat diatas, yang dibutuhkan sebenarnya hanya satu, yaitu keimanan, yaitu kepercayaan. Jika kita percaya dan yakin bahwa peta petunjuk Allah itu akan menyelamatkan kita, maka insya Allah akan keluar dari belantara dengan selamat. Barang siapa menjadikan petunjuk Allah itu sebagai pedoman hidupnya, dijamin akan selamat sampai tujuan
Yang kedua, Allah juga telah memberikan kepada kita sebuah senter, sebuah cahaya, agar di dalam menapaki jalan atau menapaki peta petunjuk Allah itu bisa aman dan nyaman. Boleh jadi jalan yang kita lalui sudah benar, tetapi jika tidak menggunakan lampu untuk cahaya kita tidak tahu ujung-ujungnya akan kemana, kita tidak tahu apakah ada hambatan, batu, hewan buas, bahkan mungkin perangkap, yang akan mencelakakan kita di tengah jalan, meskipun awalnya jalan kita sudah benar.
"Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad saw) supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji." (QS. Ibrahim : 1)
Dalam ayat diatas jelas, bahwa peran Nabi di dalam membawa kepada cahaya dengan petunjuk Allah sangat tidak bisa dipisahkan. Jadi barang siapa yang ingin bisa menapaki peta petunjuk dengan selamat maka haruslah dengan membawa cahaya, dan cahaya itu adalah apa yang sudah dicontohkan oleh Nabi saw di dalam menerjemahkan petunjuk itu sendiri kepada kita. Maka dari itu jangan padamkan cahaya kita sendiri dengan cara mengambil petunjuk bukan dari jalur Nabi, mencontoh kebenaran bukan dari contoh Nabi, dan menetapi kebenaran bukan dari apa yang sudah diajarkan Nabi.
Dengan kata lain, kita membuat-buat sesuatu yang tidak ada tuntunannya dari nabi, hanya mengikuti hawa nafsu kita saja. Bila begitu maka kita pasti akan tersesat, karena kita sudah memadamkan cahaya kita sendiri.
Maka jelaslah bagi kita, bahwa untuk mengarungi belantara kehidupan ini kita cukup berpegang teguh kepada Al Qur’an dan Hadist, yang akan membimbing kita sampai tujuan dengan selamat.
sumber bacaan : majalah Qonsis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar