Meluruskan Aqidah Sesuai Al Qur'an dan As Sunnah

Selasa, 30 September 2008

Dunia Dalam Secangkir Kopi

Syahdan, seorang raja hidup dalam kemewahan dan bergelimang harta. Ia memerintah rakyatnya dengan bijaksana, semua rakyatnya hidup dalam kemakmuran. Hingga datang seorang pemuda dari tanah seberang yang bersikap kritis dan berusaha untuk membuka celah aibnya.

"Hai Raja, kau ini mengaku telah memakmurkan rakyatmu tetapi lihat kau hidup dengan bergelimang kemewahan, bagaimana mungkin kau bisa merasakan penderitaan orang lain sementara kau sendiri sibuk memikirkan dirimu sendiri, memperkaya kantongmu dan pada akhirnya engkau akan menjadi bagian dari bahan bakar api neraka"

Raja yang bijaksana itu hanya tersenyum, anak muda ini memang belum tahu apa yang telah dilakukan oleh sang raja selama bertahun-tahun, membangun negerinya dengan cucuran keringat dan pikiran.

"Baiklah anak muda, kau menuduh aku hanya memikirkan kesejahteraan pribadi. Mari ikut aku" kata Raja tersebut. Pemuda tersebut pada akhirnya diajak untuk berjalan-jalan ke dalam istananya. Pemuda tadi berdecak kagum dengan keindahan dan kemewahan bangunannya.
"Bagaimana anak muda dengan istanaku bagus nggak?" kata sang Raja
Pemuda tadi membatin, Raja ini pasti sedang menunjukkan kesombongannya, maka segera ditegurnya sang Raja
"Hai raja, kau ini selain serakah juga sombong ya, rupanya kau mengajakku berkeliling istana hanya ingin memamerkan kekayaanmu"
"Sekarang begini saja anak muda kau akan kubawa ke tempat yang lebih bagus di sekitar istana ini, tetapi aku juga meminta tolong jaga secangkir kopi yang ada di genggaman tanganmu, jangan sampai kamu terlena dengan pemandangan sehingga kopi di genggaman tanganmu isinya berkurang atau tumpah

Karena tempatnya yang luas, pemuda tadi berkeliling istana sambil mengendarai kuda, dipilihnya kuda yang bagus dan gagah. Mulailah pemuda tadi berjalan pelan-pelan menikmati indahnya pemandangan istana, tetapi tiba-tiba kopi di genggamanannya akan tumpah karena guncangan. Pemuda tadi jadi teringat dengan pesan sang Raja agar menjaga kopinya, maka sepanjang perjalanan pemuda tadi terus menjaga agar kopi di genggamannya tidak sampai tumpah, Ia justru tidak menikmati pemandangan tadi.

Setelah perjalanan berakhir pemuda tadi ditanya oleh Sang Raja
"Bagaimana pemandangannya bukankah menyenangkan"
"Menyenangkan apanya, aku nggak sempat menikmati pemandangan itu, aku justru kau suruh untuk menjaga kopimu agar tidak tumpah"
"Itulah anak muda, akupun juga seperti itu, aku nggak sempat menikmati kemewahan istana karena seluruh pikiran dan jiwaku tercurah untuk kesejahteraan seluruh rakyatku"
Mendengar penjelasan Sang Raja, kikislah sudah buruk sangka dari pemuda tadi. (Prast)

Tidak ada komentar: