Sungguh, manakala pengamalan zikir telah meresap di dalam hati seorang hamba Allah, maka buah zikir itu akan tampak tanda-tandanya dalam setiap perbuatan dan perkataannya. Lidah orang ahli zikir tidak mempercakapkan kecuali nama-Nya. Tubuh mereka tidak bergerak kecuali untuk menjalankan perintah-Nya, dan pikiran mereka tidak berkembang menjadi tindakan kecuali untuk-Nya. Kehidupan batin mereka bersih dari kotoran. Kata-katanya bebas dari kebohongan, kekejian, hasutan dan fitnah. Pikirannya bening, bersinar dan memancarkan kebenaran karena mendapat petunjuk dari Tuhan. Pendeknya, lidah mereka mengutarakan apa yang dikandung hati, dan hati mereka milik rahasia batin, dan rahasia batin adalah milik Allah.
Zikir yang dilakukan secara teratur akan menuntun pelakunya senantiasa mampu mengendalikan hati dan pikirannya, dapat menjernihkan pikiran dan kesadaraanya untuk memahami akan keberadaan dirinya. Memang, melakukan zikir yang khusu’ dengan penuh perasaan dan berkosentrasi pada Allah tidaklah mudah. Tetapi dengan melakaknnya secara teratur dan kesinambungan, tentu dapat melatih pikiran seseorang untuk tertuju kepada satu zikir titik tujuan yaitu Allah SWT. Karena sesungguhnya bermujahadah melalui dzikir akan membikin hati dan pikiran seseorang tidak menyimpang ingatan selain ingat pada Allah semata. Itulah sebabnya, para ahli zikir sangat menyakini akan fadilah-fadilah zikir, yang tak terhingga banyaknya. Diantaranya ialah : Tidak akan disempitkan kehidupannya dan bisa menjauhkan sifat kufur, memperbarui iman, menjadi bukti kecintaan pada Allah, mendekatkan diripadaNya , menjadi benteng iman, menjauhkan sifat sifat kemunafikan, membersihkan hati dari kecintaan terhadap dunia, membukakan keajaiban hati, menjadi pelupur duka dan lara serta menambah khusyu’. Disamping itu masih banyak lagi manfaat dzikir, seperti dijamin bahwa iman dalam hati orang yang kekal dzikirnya menjadi bercahaya, ia mudah menerima Nur (cahaya Allah) dimudahkan dari segala kesukaran, mudah menerima kebaikan dimana ia berada, dimurahkan dan diberkahi rezekinya oleh Allah, dikabulkan do’a-do’anya, dan Allah akan meluluskan segala hajatnya.
Allah telah menyuruh orang-orang beriman untuk selalu berdzikir, mendekatkan diri kepada-Nya dengan rasa cinta, keprasahan dan penuh kedamaian. Allah berfirman :
“Hai orang orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang “ (QS. AL Ahzab: 41-42)
Kemudian ditegaskan pula bahwa apapun yang dibisikkan oleh hati seseorang, Allah mengetahuinya, dan Dia selalu lebih dekat kepada manusia dari pada urat nadinya sendiri.(QS. Qaaf: 16). Tentu saja, kedekatan ini bukan berarti dekatnya jarak, karena sama sekali Allah tidak dibatasi oleh suatu jarak.
Dzkir, meskipun tidak termasuk ibadah fardhu namun sangat dianjurkan dalam Islam. Disebabkan keutamaan yang terkandung didalam dzikir sangat banyak, terutama untuk meningkatkan kedekatan dan kecintaan kepada Allah SWT. Apalagi dunia modern dewasa ini sudah menjadi terlalu rasional dan cenderung materialistis, sehingga manusia merasakan penat dan ingin kembali ke hal-hal religius untuk merengguk kesejukan agama melalui dzikir. Karena di dalamnya menjanjikan kedamaian akibat pengaruh psikologis yang dikandungnya. Firman Alloh :
Ingatlah dengan berdzikir kepada Alloh hati akan menjadi tenang. ( QS. Ar Ra’ad: 28)
Pendek kata, masyarakat modern memang haus dengan perilaku kerohanian. Setelah kepuasan dunia terpenuhi, mereka membutuhkan kepuasan lain, yaitu kenikmatan rohani. Mereka butuh keseimbangan hidup. Karena kehidupan manusia di dunia tidak hanya untuk memberikan kesenangan material semata, tapi perlu keseimbangan dan keserasian, yakni dapat menyerasikan lahir dan bathin serta mencapai kebahagian dan keselamatan dunia akhiratnya.
Manusia akan menemukan tingkat kedeketan pada Allah, selagi ia terus menerus dalam dzikir, dan terus menerus menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa melupakan Tuhan. Karena dzikir dapat menjadi penghubung antara hamba dan Tuhan, dan merupakan kunci pembuka tabir yang menutupi hubungan hamba dengan Tuhan. Tabir yang disebabkan kekotoran hati manusia dapat disucikan dengan alat pensuci dzikrullah, sehingga terbukalah hijab, dan hati menjadi dekat dengan Allah.
Rasullah SAW. Bersabda :
“Bahwasanya bagi tiap-tiap sesuatu itu ada alat untuk mensucikannya dan alat mensucikan hati itu ialah dzikrullah.”
Dalam hadis lain disebutkan :
‘Janganlah kamu memperbanyak pembicaraan tanpa ingat kepada AllahST. Sesungguhnya banyak pembicaraan tanpa mengingat Allah akan menimbulkan kekerasan hati, dan sesunguhnya sejauh-jauhnya manusia dari Allah adalah hati yang kesat.”
Dzikir merupakan tiang yang kuat untuk menuju Allah, juga sebagai langkah utama menuju jalan cinta kepada Allah. Sebab orang tak dapat mencapai rasa cinta, tanpa mengingat-Nya terus menerus. Orang yang beriman dan cinta kepeda Allah hatinya selalu dihiasi dengan dzikrullah. Karena dzikir telah dijadikan santapan bagi jiwa mereka. Hidup tanpa terus mengingat Allah akan mengakibatkan robohnya bangunan spiritual yang menjadi penyanggah utama stabilitas mental seseorang.
Jadi sebenarnya, manusia itu bisa mencapai mahabbah Ilahiyah dengan menempuh jalan dzikrullah. Allah sendiri telah memberi petunjuk dan menerangkan cara cara berdzikir kepadaNya, dan dianjurkan Nya supaya orang orang mukmin memperbanyak zikir. Dalam kitab Salalimul Fudlola’ disebutkan, salah satu waktu yang tepat untuk berdzikir adalah setelah selesei melaksanakan sholat Shubuh. Waktu tersebut hendaknya diisi dengan pembacaan dzikir, tasbih, doa dan ayat-ayat al Qur’an hingga matahari terbit. I
Rosulullah bersabda :
barang siapa yang sholat Shubuh dengan berjama’ah lalu duduk dengan berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit kemudian ia sholat dua Reka’at, maka ia akan memperoleh pahala sebagaimana pahalanya Haji dah Umaroh.
Dari itulah, maka bila ada hamba Allah yang mulazamah(terus menerus) menjalankan dzikir, janganlah sekali-kali meremahkan. Sebab bagaimanapun orang yang demikian itu sudah tergolong orang-orang yang memperoleh inayah berupa Nur Ilahi didalam dirinya. Betapa tidak? Tatkala hati seseorang tergetar dan lidahnya bergerak karena dzikir berarti Allah telah menganugerahi cahaya iman kepadanya dan menambah kokoh keyakinannya. Maka perbanyaklah dzikrullah dan ber-muraqabatu Hudhurihi (mengintai ngintai kehadiranNya). Umpamanya dengan selalu menjalankan wirid, yaitu segala kegiatan ibadah yang secara teratur dan tekun dilakkan karena Allah, seperti solat solat sunnah, puasa, zikir, do’a dan sebagainya. Sebaiknya jangan sampai diri seorang melupakan dzikir, meskipun disaat zikir belum tentu hatinya ingat kepada Allah. Tetapi itu masih jauh lebih baik dairi pada meninggalkan sama sekali. Sebab kelalaian hati terhadap Allah ketika tidak berzikir. Karena pada saat jiwa seseorang tidak mengingat Tuhannya, maka setan leluasa membisiknya agar melakukan larangan larangan Nya. Sebaliknya, orang yang ingat kepada Allah dengan sebenar benarnya, pasti ia tak akan terjerumus dalam maksiat dan dosa. Sebab, waktu ia mengucapkan nama Allah akan terbukalah hatinya dan bertambalah imannya, sehingga hati pun tertuju pada hal hal yang hak. Itulah sebabnya dalam ilmu tasauf dikatakan, bahwa kalau diringkas, sebenarnya jalan kepada Allah dalam metode suluk itu hanya melalui dua usaha. Pertama, mulazamah, yaitu terus menerus dalam dzikrullah. Kedua, mukhalafa, yaitu terus menerus menghindarkan diri dariu segala sesuatu yang dapat melupakan Allah, dimana jika hati dilalaikan oleh gangguan setan ataupun dorongan nafsu hendaklah dilaan dengan dzikrullah.
Tersebut dalam hadist :
“Diriwayatkan dari Aisyah ra. Sesungguhna dia berkata: “Barang siapa cinta kepada Allah SWT. Niscaya ia banyak zikir kepadaNya. Dan buahnya adalah Allah akan selalu mengingatnya dengan rahmat dan ampunanNya, serta akan memasukkannya kedalam surga bersama para Nabi dan orang orang yang dicintaiNya “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar