Tetangga adalah orang pertama yang akan memberikan pertolongan pertama jika terjadi sesuatu yang menimpa kita. Untuk itu disinilah pentingnya kita hidup rukun bertetangga.
Di sisi lain seorang muslim meyakini bahwa tetangga mempunyai hak-hak dan etika atas dirinya.
Firman Allah yang berbunyi:
"................... Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri". (QS. An Nisa : 36)
Bagaimana cara supaya kita selalu rukun dan saling berbagi baik suka maupun duka serta menjadi tetangga yang baik? Untuk itu Islam mengajarkan cara-cara hidup bertetangga yang baik.
1. Tidak menyakiti dengan ucapan, atau perbuatan.
2. Berkata dengan tutur kata yang sopan dan menjaga bagaimana agar tetangga tidak tersinggung oleh ucapan-ucapan kita.
Rasulullah bersabda :
"Barang siapa beriman kepada Allah, dan hari Akhir, maka ia jangan menyakiti tetangganya". (Muttafaq Alaih).
3. Memberi rasa aman kepada tetangganya.
Sikap kita pada tetangga jangan sampai menimbulkan hal-hal yang membahayakan keselamatan tetangga dalam bentuk apapun.
Sahabat pernah bertanya "Siapa orang yang tidak beriman wahai Rasulullah? Beliau bersabda ; "Yaitu orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya".(Muttafaq Alaih).
4. Bersikap sosial dengan tetangga
Rasulullah bersabda :
"Barang siapa beriman kepada Allah, dan hari akhir, hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya". (HR Bukhori).
Ada baiknya kita berbuat balk pada tetangga tanpa memandang dari segi sosial dengan membantu jika kita dibutuhkan, menjenguknya jika tetangga ada yang sakit, mengucap selamat jika bahagia dan menghiburnya jika tetangga mengalami musibah.
Sikap dermawan, saling berbagi dengan tetangga dan tidak terlalu pelit, misalnya kita punya sesuatu sisihkan agar tetangga ikut merasakan.
Sabda Rasulullah SAW kepada Abu Dzar:
"Hai Abu Dzar, jika engkau memasak kuah, maka perbanyaklah airnya, kemudian berikan kepada tetanggamu". (HR Bukhari)
sumber bacaan : Qonsis
Di sisi lain seorang muslim meyakini bahwa tetangga mempunyai hak-hak dan etika atas dirinya.
Firman Allah yang berbunyi:
"................... Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri". (QS. An Nisa : 36)
Bagaimana cara supaya kita selalu rukun dan saling berbagi baik suka maupun duka serta menjadi tetangga yang baik? Untuk itu Islam mengajarkan cara-cara hidup bertetangga yang baik.
1. Tidak menyakiti dengan ucapan, atau perbuatan.
2. Berkata dengan tutur kata yang sopan dan menjaga bagaimana agar tetangga tidak tersinggung oleh ucapan-ucapan kita.
Rasulullah bersabda :
"Barang siapa beriman kepada Allah, dan hari Akhir, maka ia jangan menyakiti tetangganya". (Muttafaq Alaih).
3. Memberi rasa aman kepada tetangganya.
Sikap kita pada tetangga jangan sampai menimbulkan hal-hal yang membahayakan keselamatan tetangga dalam bentuk apapun.
Sahabat pernah bertanya "Siapa orang yang tidak beriman wahai Rasulullah? Beliau bersabda ; "Yaitu orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya".(Muttafaq Alaih).
4. Bersikap sosial dengan tetangga
Rasulullah bersabda :
"Barang siapa beriman kepada Allah, dan hari akhir, hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya". (HR Bukhori).
Ada baiknya kita berbuat balk pada tetangga tanpa memandang dari segi sosial dengan membantu jika kita dibutuhkan, menjenguknya jika tetangga ada yang sakit, mengucap selamat jika bahagia dan menghiburnya jika tetangga mengalami musibah.
Sikap dermawan, saling berbagi dengan tetangga dan tidak terlalu pelit, misalnya kita punya sesuatu sisihkan agar tetangga ikut merasakan.
Sabda Rasulullah SAW kepada Abu Dzar:
"Hai Abu Dzar, jika engkau memasak kuah, maka perbanyaklah airnya, kemudian berikan kepada tetanggamu". (HR Bukhari)
sumber bacaan : Qonsis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar