Meluruskan Aqidah Sesuai Al Qur'an dan As Sunnah

Rabu, 01 Oktober 2008

Munculnya Syirik Setelah Tauhid Uluhiyah

Sesudah mengetahui tauhid, setiap orang Islam harus pula memahami apa saja yang berlawanan dengan tauhid itu, agar bisa menjauhinya.

Ini sebagaimana yang dilakukan Hudzaifah Bin Yaman :
"Adalah manusia bertanya kepada Rasulullah saw tentang kebaikan sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena takut terjerumus kepadanya.”

Umar Bin Khattab ra berkata :
"Untaian Islam akan terlepas selembar-selembar, yaitu ketika di dalam umat Islam tumbuh generasi yang tidak mengetahui jahiliyyah. "

Demikian pula Nabi Ibrahim as berdo'a kepada Allah Ta'ala :
"Ya Allah jadikanlah negeri ini (Mekah) negeri yang aman dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala" (QS. Ibrahim : 35)

"Ya Tuhan-ku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barang siapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barang siapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ibrahim : 36)

Memahami Syirik dan Tauhid

Adapun syirik adalah menujukan salah satu macam ibadah kepada selain Allah, seperti berdo'a, menyembelih qurban, nadzar, istighotsah kepada selain Allah. Sedangkan Tauhid yakni beribadah hanya kepada Allah saja. Tauhid ini merupakan unsur yang asli berada di dalam umat manusia, sedangkan syirik baru akan menyusul kemudian setelah tauhid tersebut. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 213 :

"Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan) maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi peringatan dan bersama mereka Allah menurunkan kitab yang benar untuk mengambil keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan." (QS. Al Baqarah : 213)

Ibnu Abbas ra mengatakan : "Adalah antara Adam as dan Nuh as, sepuluh generasi, semuanya atas islam."

Ibnu Qoyyim dan Ibnu Katsir rh di dalam tafsirnya mengatakan : "Apa yang dikatakan Ibnu Abbas itu benar dan mulai ada keyakinan syirik di muka bumi ini adalah kaumnya Nabi Nuh as, karena mereka berlebihan mengagungkan orang-orang shaleh yang telah meninggal"

Hal ini diberitakan Allah dalam Surat Nuh ayat 23 :

"Dan mereka berkata : janganlah sekali-kali kau meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan juangan pula suwwa, ya'uq, dan nasr" (QS. Nuh : 23)

Imam Bukhari dalam shahehnya mengatakan :
"Ini adalah nama-nama orang shaleh (suwwa, ya'uq, nasr), setelah mereka meninggal, membisikan kepada kaumnya agar mendirikan patung peringatan di tempat mereka mengadakan pengajian dan diberi nama dengan nama-nama mereka, maka kaumnya melakukannya. Pada waktu itu belum disembah, setelah generasi ini meninggal dan ilmu Tauhid dilupakan, maka patung-patung tersebut disembah"

Dari atsar Riwayat Imam Bukhari dapat diambil keterangan bahwa pertama kali munculnya syirik di bumi ini adalah dari kaum Nabi Nuh as. Ini disebabkan karena mereka berlebihan dalam menghormati orang-orang shaleh, sehingga ketika mereka meninggal, kaumnya mendirikan tugu peringatan yang di atasnya diukir patung dan diberi nama dengan nama-nama mereka.
Setelah alih generasi, sedikit demi sedikit ilmu tauhid dilupakan, dan tempat tersebut dijadikan tempat ritual upacara dan diibadahi. Misalnya ritual minta hujan, permohonan agar hasil tanaman yang melimpah dijauhkan dari bencana, agar lepas dari wabah penyakit dan lain sebagainya.

Kembalinya Syirik Setelah Musnah

Hampir seribu tahun Nabi Nuh as mengajak umatnya beribadah kepada Allah dan meninggalkan beribadah kepada berhala-berhala. Tetapi mereka menolak, mengejek, bahkan mengancam akan mengusirnya. Maka Allah menurunkan bencana banjir besar yang menenggelamkan seluruh daratan yang dihuni oleh manusia. Hanyalah orang-orang mukmin bersama nabi Nuh as dalam kapal yang telah mereka buat selama bertahun-tahun yang mampu selamat dari bahaya banjir tersebut. Sedangkan seluruh manusia yang lain mati tenggelam tanpa satu pun tersisa. (lihat kisah nabi Nuh as)

Alhasil, hanyalah orang tauhid saja yang akhirnya tinggal di bumi Allah ini, sebagaimana do'a Nabi Nuh dalam surat Nuh ayat 26-27:

"Nuh berkata: Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun diantara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi" (QS. Nuh : 26)

"Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir" (QS. Nuh : 27)

Beberapa generasi sepeninggal Nabi Nuh as, tumbuh lagi keyakinan syirik dan yang dominan adalah penyembahan kepada orang-orang shaleh yang telah meninggal dan dipatungkan. Oleh karena itu Islam datang dengan mengharamkan patung, melaknat orang-orang yang membuat patung, mengancam mereka dengan siksa yang paling berat di hari qiyamat. Ini bertujuan untuk menutup jalan ke arah syirik akbar yang akan merobohkan tauhid.

Dendam Iblis Pada Manusia

Ketika iblis diusir dari syurga, ia bersumpah akan menyesatkan semua keturunan Nabi Adam as, kecuali orang-orang yang ikhlas beribadah kepada Allah saja. Ia akan mengerahkan bala tentaranya mendatangi manusia dari kanan, kiri, muka, belakang untuk merayu manusia supaya menyekutukan Allah. Dengan lihainya syetan menyesatkan manusia. Ia merayu seolah-olah melaksanakan kebaikan, ia mengajak menghormati orang-orang shaleh dan mencintainya.
Setelah mereka meninggal, syetan kemudian mempengaruhi umatnya agar mendirikan tugu peringatan yang diberi nama dengan nama-nama mereka untuk mengenang jasa-jasanya dan meneladani kebaikannya. Setelah alih generasi, tugu peringatan yang atasnya diukir patung tersebut kemudian dimintai berkah, minta hujan, lepas dari bencana, panen yang melimpah dan lain sebagainya.

Sampai pada abad teknologi ini, mayoritas manusia menyembah selain Allah, ada yang menyembah dewa-dewa, itulah orang-orang yang beragama hindu, orang-orang budha menyembah sidharta, orang kristen menyembah nabi Isa as, orang-orang konghucu menyembah leluhur mereka dan sebagian orang-orang Islam menyembah para wali dan orang-orang shaleh yang di atas kuburannya didirikan tugu peringatan dan dibangun rumah ibadah.

Untuk memperingatkan kesalahan dan kesesatan syirik akbar ini, Allah berfirman dalam surat Yusuf ayat 39-40:

"Manakah yang lebih baik, Tuhan-tuhan yang bermacam0-macam itu, ataukah Allah yang maha Esa lagi Maha Perkasa" (QS. Yusuf : 39)

"Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Inilah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya" (QS. Yusuf : 40)

Sumber bacaan : majalah Furqon (KH Abdul Wahid Hasyim)

1 komentar:

insidewinme mengatakan...

Ketika Rasulullah Saw. menantang berbagai keyakinan bathil dan pemikiran rusak kaum musyrikin Mekkah dengan Islam, Beliau dan para Sahabat ra. menghadapi kesukaran dari tangan-tangan kuffar. Tapi Beliau menjalani berbagai kesulitan itu dengan keteguhan dan meneruskan pekerjaannya.